Turnamen Piala Dunia 2022 sudah memasuki hari ke-11. Drama, kejutan, kontroversi, dan hal menarik lainnya pun mewarnai perjalanan menuju ke fase selanjutnya. Sejumlah tim sukses memastikan diri bertahan di Piala Dunia 2022, sementara beberapa tim lainnya sudah harus berkemas dari Qatar. Menjadi turnamen bergengsi, tentu ada saja drama penyisihan grup Piala Dunia 2022.

Baca juga : Pemain Termahal Piala Dunia 2022 di Grup H – No. 1 Federico Valverde 

Drama Penyisihan Grup Piala Dunia 2022

Drama Penyisihan Grup Piala Dunia 2022
Drama Penyisihan Grup Piala Dunia 2022

Di bawah ini adalah drama penyisihan grup Piala Dunia 2022:

Teknologi di Pertandingan

Banyak gol yang dianulir wasit dalam Piala Dunia 2022 ini, yang mana tentu membuat penggemar kesal. Pemain yang sudah merayakan dengan selebrasi dan penonton yang sudah bergembira riang, harus menggerutu ketika ternyata gol dianggap tidak sah. Dalam edisi Piala Dunia kali ini, wasit dibantu perangkat VAR atau Video Assistant Referee. Bukan hanya itu, semua laga Piala Dunia 2022 juga diterapkan teknologi semi automated offside, guna melengkapi penggunaan VAR.

Teknologi lainnya yang menyebabkan drama penyisihan grup Piala Dunia 2022 adalah kamera dan bola. Diketahui ada 12 kamera yang ditempatkan untuk melacak pergerakan bola, yang ditaruh pada atap stadiun. Tak sampai disitu, kamera spesialis juga ditempatkan di area sekitar stadion, guna melacak sampai 29 bagian tubuh pemain berbeda.

Larangan Alkohol

Pada Jumat, 18 November 2022 pemerintah Qatar melarang penjualan bir di semua stadion. Larangan ini dianggap mendadak karena diumumkan 2 hari jelang laga pembukaan dimulai. Larangan ini juga menjadi drama penyisihan grup Piala Dunia 2022, sebab menciptakan ketegangan baru. Bukan hanya sebatas pada turnamen olahraga, namun juga turnamen dalam satu bulan mendatang. Protes semakin menjadi-jadi sebab Qatar sempat menyetujui persyaratan FIFA, untuk menjual alkohol di stadion.

Timnas Eropa Terancam Terkena Sanksi

Salah satu drama penyisihan grup Piala Dunia 2022 adalah mengenai ban lengan “OneLove”. Dalam pernyataan FIFA disebutkan bahwa sanksi kartu kuning akan diberikan pada pemain yang melanggar ketentuan. Ada 7 kapten tim nasional negara Eropa yang memastikan tak akan menggunakan ban lengan “One Love” yakni Inggris, Wales, Belgia, Swiss, Jerman, Belanda, dan Denmark.

Ban Lengan “One Love”

Diklaim sebelumnya bahwa pengenaan ban lengan ini menjadi sebuah cara dari para pemain bola Eropa, untuk menyatakan pentingnya inklusivitas. Bukan hanya itu, tindakan tersebut juga bertujuan untuk penghapusan tindakan diskriminasi dari berbagai bidang. Pengenaan ban lengan “OneLove” ini menjadi drama penyisihan grup Piala Dunia 2022, sebab menuai tanggapan berbeda dari para pemain.

Sebelumnya, Kapten Inggris Harry Kane sempat menyatakan keinginannya untuk mengenakan ban lengan tersebut. Tetapi, setelah pernyataan bersama, pemain Tottenham Hotspur tersebut mengurungkan niatnya tersebut. Sedangkan, kapten Portugal mengatakan bahwa ia tak akan mengenakan ban lengan yang dikaitkan dengan dukungan untuk LGBT selama laga.

Bagi penggemar sepak bola Eropa, pengenaan ban lengan itu mungkin sudah tak asing. Pengenaan ban dengan warna pelangi ini diklaim menjadi sebuah bentuk dukungan atas persamaan hak untuk para kaum LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender).

Baca juga : Gol Terbanyak Sementara di Piala Dunia 2022

Boikot Selebriti Dunia

Drama penyisihan grup Piala Dunia 2022 selanjutnya yakni adanya boikot dari para selebriti. Dengan adanya isu yang dianggap bertentangan dengan norma barat, sejumlah selebriti dunia boikot gelaran empat tahun sekali ini. Salah satu artis yang menyatakan boikot Piala Dunia 2022 adalah Shakira. Shakira para awalnya dijadwalkan akan turut tampil dalam Opening Ceremony Piala Dunia 2022, namun akhirnya batal. Sebelumnya, Shakira sudah tampil dalam pembukaan Piala Dunia sebanyak 3 kali yakni di Jerman pada 2006, Afrika Selatan pada 2010, dan Brasil pada 2014.

Share.

Leave A Reply