Erick Thohir mengambil langkah berani dengan melakukan audit PSSI. Hal ini bermula dari tidak adanya hadiah uang untuk PSM Makassar yang keluar sebagai juara Liga 1 musim 22/23. Erick Thohir akhirnya melakukan komunikasi dengan beberapa pihak dan menemukan ketidakkonsistenan PSSI dan PT LIB dalam memberikan bonus. 

Baca Juga: Ribut! Juara Liga 1 Tidak Dapat Hadiah Uang

Untuk mengatasi manajemen keuangan yang dirasa kurang baik, Erick Thohir akhirnya meminta dilakukan audit pada PSSI. Pada 21 April 2023, Erick Thohir sudah melakukan kerjasama dengan Ernst & Young untuk melakukan audit PSSI. Ernst & Young sendiri sudah berpengalaman dan pernah melakukan audit keuangan kepada liga terbaik dunia Premier League. 

Ernst & Young Akan Audit PSSI

Audit PSSI
Ernst & Young Akan Audit PSSI

Seperti kesepakatan pada MoU yang sudah ditandatangani oleh Erick Thohir pada 21 April, Ernst & Young langsung bergerak usai libur lebaran usai. Pada Rabu (26/4/2023) tiga orang auditor Ernst & Young sudah mendatangi kantor PSSI untuk menggali informasi dari manajer keuangan PSSI.

Di langkah awal ini, auditor Ernst & Young langsung meminta beberapa data seperti struktur organisasi PSSI, badan hukum, hingga laporan keuangan dari tahun 2017 hingga 2023. Tidak hanya itu, Ernst & Young juga meminta informasi berupa alokasi penggunaan dana dari FIFA ataupun  AFC serta hubungan kerjasama PT LIB dengan berbagai operator. 

Akankah Terjadi Dualisme?

Audit PSSI
Akankah Terjadi Dualisme?

Audit PSSI ini sebenarnya bukanlah pertama kali dilakukan. Sebelumnya, audit pernah dilakukan pada tahun 2011 silam. Namun sayangnya, ini menjadi petaka bagi sepakbola Indonesia di mana terjadi dualisme PSSI. Pada akhirnya, FIFA harus membekukan Indonesia yang berujung pada terkucilnya Indonesia. 

Baca Juga: Erick Thohir Perintahkan PT LIB Diaudit Buntut Tidak Ada Hadiah Uang Untuk Juara Liga 1

Audit pada tahun tersebut mengalami penolakan karena PT LI (Liga Indonesia) sudah memiliki lembaga audit internal. Akhirnya, hak PT LI dicabut dan tidak lagi diakui oleh PSSI. Pencabutan hak ini akhirnya menimbulkan dualisme kompetisi baik Indonesia Super League dan Indonesia Premier League. Terjadi juga dualisme federasi menjadi PSSI dan KPSI. 

Share.

Leave A Reply